06 Juni 2010

bonus puisi baru

Lemah diikuti berlinang tetes air mata,
Renungi kenyataan,
Tak dapat kita hindari,
Kini harus kita hadapi.

Kian lama waktu berganti,
Walau jenuh menghantui,
Gerak langkah hati,
Menuju arah tujuan nan pasti.

Saat Jiwa Terguncang,
Emosi tak tenang,
Resah kian saja meluap,
Jiwa tak menentu,
Panic harus melangkah seperti apa?
Berilah kami kepahaman menghadapi ini semua,
Hanya Alloh saja tempat mengadu keluh kesah,
Jangan biarkan kita terhanyut dalam kenistaan,
Gemerlap hidup sisakan penyesalan dan dosa.

JANGAN IKUTI NAFSU BIRAHI

Hembusan gelora birahi cinta,
Bisikan nikmat dunia,
Melayangkan khayalan,
Menembus angan di awan.

Sadarkah ini jeratan?
Menjauhkan dari keimanan.
Sadarkah ini tipuan muslihat dari hasrat?
Mengotori nurani hati.

Desahan suara menggoda,
Meluap bagai api panas,
Membuat diri terlupa,
Dari siksa neraka nan dashyat.

Lepaskanlah hasrat birahi,
Saat sudah waktunya,
Saat sudah menjadi pasangan hidup berkeluarga,
Berkembang menurunkan keturunan.

Janganlah coba-coba!
Kau bersenggema di luar nikah,
Tanpa kepastian tanggungjawab pun tak akan ada,
Jangan Ikuti Nafsu Birahi.

TERPENDAM RASA KECEWA

Pandangilah air ditahan oleh bola mata,
Mengapa bisa terjadi,
Carilah tau olehmu sendiri,
Mengapa rasa ini ada di hati ku.

Ingat kembalilah,
Saat dulu kita bersama,
Apa mungkin sikap mu kepalsuan terselubung,
Ataukah janji manis kau ingkari.

Terpendamnya Rasa Kecewa,
Dengan segala kemunafikan sikapmu,
Hancurnya hati bagai diterpa badai topan,
Terdampar di tepi sambil merenung.

Di sudut keramaian,
Menatap keindahan nan tak berwujud,
Lagi-lagi ku tahan rasa sedih ini,
Tak seperti harapan merindukan kedamaian.

TIPU MUSLIHAT CINTA

Tak sadar akan rapuh,
Bila sudah hanyut dalam cintamu,
Tak sadar hanya sesaat,
Cinta mu nan tumbuh di hati.

Buaian ungkapan manis ditabur,
Bagai ingin sejukkan hati,
Sayangnya hanya …
Tipuan Muslihat Cinta.

Lagi-lagi terpedaya oleh harapan belaka,
Tersiksa batin ini,
Penuh kesedihan emosi bersatu,
Bagai menjelajahi lorong dalam gelap gulita.

Akankah Cinta ku berakhir Indah?
Dapatkah kau pahami ?
Sudikah kau mengalah untuk mengerti ?
Sudikah kau cintai hati ini dengan bukti ?

PALSUNYA CINTA

Pesona Kau ditebarkan,
Buaian Kau tancapkan,
Aku pun percaya,
Tak disadari malah tertipu.

Jiwa tak mengenal cinta,
Akhirnya banyak hati terluka,
Cinta dinodai oleh harapan nestapa,
Belenggu ini deritakan batin asmara.

Dirimu bukanlah Setan Manusia,
Namun tak mengerti murni cinta,
Sudilah pahami salahmu,
Biar s’galanya menjadi kembali baik.

Palsunya Cinta,
Menenggelamkan aku ke dalam kegelapan,
Dalam setiap langkahmu,
Tak akan tenang masih ada luka ku yang terbawa.

MENAHAN RINDU

Bersatunya waktu jumpai kisah,
Menahan Rasa Rindu,
Tumpukkan asa semakin meruah,
Bergejolak dalam lorong sukma.

Tertahan Lagi Tertahan,
Asa inginkan bertemu kekasih,
Dalam kesunyian menanti,
Mengkhayal indah saat bersamamu, indah.

Dimanakah kau sekarang ini ?
Baikkah keadaanmu disana ?
S’lalu cemas memikirkanmu,
Belum waktu untuk penuhi mimpimu,
Dalam angan rindumu.

Sabarlah !
Tetaplah !
Dalam mencintaiku tanpa kenal lelah.

AKU TAK MENYADARI

Kau datang menghampiri,
Membawa cinta,
Taburkan ke dalam hatiku,
Bergetar kencang detak jantung ini.

Tumbuhlah rasa sayang,
S’lalu inginkan dirimu dekat,
Temani sunyi hati,
Menyala bagai api lilin.

Ku Tak Menyadari,
Cinta t’lah menjumpai,
Hadirkan impian indah di hati,
Hadirkan sebuah Tanya, “Haruskah Aku Mencinta ?”

BUKAN HANYA MIMPI

Cintamu menyinari getarnya hati,
Bersinarlah kian berpijar,
Bagai satu bintang,
Penopang halusnya hati.

Bukan Hanya Mimpi,
Kini hati tak lagi sendiri,
Senyum pun terbentuk dalam wajah,
Bahagianya kau mulai mengerti.

Tak ku ingkari,
Kaulah cinta … Kaulah rasa …
S’lalu ingin ku jaga,
Semampu kehendak ada.

KINI KAU YANG KU TUNGGU

T’lah lama waktu dinanti,
Dicari-cari kekasih yang pasti,
Angan sisakan harapan di hati,
Ingin menuai mimpi.

Kini Kau Yang Ku Tunggu,
Rasa t’lah menyatu,
Memilih kau untuk ku miliki,
Menemani hari sepi.

Janganlah kau pergi,
Aku tak sanggup sendiri,
Jalani hidup tanpa cinta,
Cobalah bertahan menempuh rintangan bersama.

HANYA TINGGAL MENUNGGU WAKTU

Hati kita t’lah saling menyatu,
Hanya Tinggal Menunggu Waktu,
S’lalu bersama penuhi rindu,
Habiskan waktu selamanya bersamamu.

Kian waktu berlalu,
Begitu cepat bagai ombak deras,
Sabarlah pasti ada waktu,
Penuhi impian kita berdua.

Masih harus ku berupaya,
Dalam ciptakan cinta seindah asa,
Masih harus tetap tenang,
Bila masalah menemui cinta.

RELAKAN HATIMU

Resapilah …
Suara hati saat bicara,
Ungkap rasa yang tersimpan,
Cobalah semua kau pahami maksud hati.

Saat jiwa t’lah temukan jenuh,
Dalam kesendirian jejaki hidup,
Saat jiwa butuh hadirnya,
Seorang penyayang untuk jiwa hati ini.

Relakan Hati Mu,
Berikan cinta untuk rasa sunyi,
Relakan Waktu Mu,
Berikan kesejukkan untuk hariku.

Tempatkan Aku Terindah Dalam Kalbu,
S’lalu mendambakan hadirmu,
S’lalu menantikan butiran ketulusan,
Dari hati mu untuk hati ku.

INIKAH CINTA

Detak di dada begitu kuat terasa,
Berbentuk gelombang asa,
Bagai detukan drum berbunyi,
Lantunan bahasa rasa dalam sukma.

Inikah Cinta ?
Hampiri hati ini t’lah lama layu,
Berikan sesuatu yang baru,
Dimana ada duka, berganti dengan bahagia,
Ataupun sebaliknya.

Sesuatu yang indah,
Didambakan untuk dimiliki oleh setiap jiwa,
Itulah angan yang tercipta,
Walau mewujudkannya tak semudah dikira.

AKU MENCINTAIMU

Dengan penuh harap,
Aku Mencintai Mu,
Dengan segenap rasa kasih tulus,
Aku Mencintai Mu.

Hanya demi kau bahagia,
Ingin bangga memiliki aku sebagai penjaga hati,
Hanya berusaha berikan yang terbaik,
Untuk kau sayangi.

Tak ingin sekedar janji belaka,
S’lalu akan mencoba,
Berilah aku waktu !
Bersabarlah bersama proses yang bergulir.

KASIH TULUS DARIKU

Janganlah bohongi diri sendiri,
Tanyakan pada hati kecilmu,
Benarkah kau mencinta aku ?
Tak ingin terpaksa memilih aku.

Bila benar-benar yakin,
Kasih Tulus Dari Ku,
Hanya untuk mu ku persembahkan,
Terindah bagi hidup, warnai harimu.

Pantaslah kau ‘tuk ku sayangi,
Begitu memikat di hati,
Menetap bayangmu di pikiran,
Jagalah setia ku biar tak menyesal.

KEKASIH TERINDAH DALAM KALBU

Tanpa ku sadari,
Cinta t’lah menemui,
Hingga dalam dada berdetak,
Menelusuri ruang kosong di hati.

Sudah cukup,
Satu hati untuk jiwa ini,
Tanpa ada yang lain di hati,
Mekarlah s’lalu, terangi gelap hati.

Kaulah … Satu-satunya,
Kekasih Terindah Dalam Kalbu,
Kaulah … Satu-satunya,
Pujaan hati s’lalu dinanti.

Janganlah kau tinggalkan,
Saat-saat bersama s’lalu tersimpan di memori,
Tak mudah untuk dilupa,
Berat bila diminta menghapus kenangan.

~:: Merindukan Hadir Mu ::~

Saat tanpa dirimu disini,
Hari s’makin sunyi,
Saat tak diperhatikan oleh mu,
Jiwa sering tak terkendali.

Merindukan Hadir Mu,
Sosok jiwa yang ku sayangi,
Meraih indah mimpi bersama,
Dalam arungi hidup berganti.

Tetaplah cintai aku walau disana,
Jagalah kepercayaan yang telah tertanam,
Jangan biarkan pudar,
Rasa yang telah lama menyatu.

~:: Semoga Tuhan Abadikan Cinta Kita ::~

Cinta mengalir dari mata turun ke hati,
Kian lama mengalir bagai arus melintasi,
Tak akan bisa berhenti,
Walau rintang tetap merintang …

Keajaiban datanglah,
Semoga Tuhan Abadikan Cinta Kita,
Tanamlah saling mengisi,
Semoga Tuhan Abadikan Cinta Kita.

Hanya dengan kuasa Tuhan,
Dengan seluruh kehendak-Nya,
Semua akan terjadi,
Walaupun seakan tak mungkin.

Tetaplah kita saling mengerti,
Satu sama lain,
Biar cinta terjaga terhindar dari jemu rasa.

~:: Jujur Apa Adanya Untuk Mu ::~

Kepalsuan …
Tak pernah ku inginkan,
Pengkhianatan …
Bebani pikiran tak karuan perasaan.

Jujur Apa Adanya Untuk Mu,
Ku lakukan demi cinta,
Tanpa rasa sesal di hati,
Engkaulah s’lalu ku inginkan.

Jangan biarkan aku rapuh,
Jagalah sikapmu,
Jangan … Oh Jangan …
Kecewa buahkan penyesalan.

Jujurlah bicara apa adanya,
Tanpa harus menutupi,
Berbohong ‘kan membuat tak terkendali,
Jiwamu, cintamu pun perlahan resah tiada arti.

~:: Menjadi Terbaik Untuk Mu ::~

Kian harapan menumpuk,
Dalam gelombang detak cinta,
Riuh udara s’makin berisik,
S’makin lama s’makin ramai.

Hati ini mulai yakin,
Atas getaran di hati,
Akan ku ikuti arus asmara,
Melaju hingga bertepi.

Impian dalam menggapai,
Satu cinta di hatimu,
Menjadi Terbaik Untukmu,
S’moga ku mampu wujudkan mimpimu.

Yakinlah pada waktu,
Walau aku pun tak tau,
Terjadi apa di lain hari,
Sebuah misteri tak dapat diduga.

~:: Bidadari Kalbu ::~

Hembusan aroma nafas tubuhmu,
Mengiurkan hasrat terpendam,
Sikap, tingkahmu s’halus sutera,
S’lalu ku amati tanpa kau sadari.

Cintamu indah bila mampu ku raih,
Bersamamu pun tak akan kulupa,
S’lalu indah di dalam hati,
Bila saja kau mengetahui isi hati.

Jadilah Bidadari Kalbu,
Untuk jiwa sunyi, untuk hati mendamba,
Biarkan cinta mengalir,
Dari hati ku untuk hati mu.

Hanyalah satu,
Hanyalah kau yang ku tunggu,
Terangi mimpi ku dengan cinta,
Hiasilah dinding hati t’lah lama sendiri.

~:: Pendekatan Hati Dengan Hati ::~

Luluh perlahan keras hati,
Pendekatan Hati Dengan Hati,
Akan mengalir tanpa henti,
Hingga merasuki batinmu.

Ini sudah ada saat aku kenal,
S’makin lama ingin ku mendekat,
Perlahan namun pasti,
Izinkanlah aku mencintaimu.

Cinta sebuah harapan asa,
Mengalun indah bagai nada gelombang,
Langkah menuju kesatuan,
Tetapkan hati jalankan,
Walau di landa gelisah, bosan,
Segenap halangan yang menghujat.

~:: Atas Takdir Cinta ::~

Jangan biarkan ragu menghantui,
Saat cinta di dambakan,
Bukalah hatimu untuk cinta,
Berikan suasana baru dalam hidup.

Atas Takdir Cinta,
Hati kita penuh keindahan,
Berbagilah …
Berikan sesuatu yang terindah ‘tuk seorang kekasih.

Cintailah Cinta, sungguh dinanti,
Tak ada indah selain cinta nurani,
Atas Takdir Cinta,
Kita bisa bersatu tak mau dipisahkan.

~:: Do’a Sang Adamssein ::~

Ya Alloh …
Ampunilah s’gala dosa hamba,
Sungguh tak kuasa menahan kehendak nafsu,
Teraniaya oleh diri sendiri,
Hamba s’makin tak berarti tanpa bekas kasihanMu.

Tolonglah hamba,
Berikan kekuatan iman,
Agar bisa lewati s’gala ujian menghadang,
Dengan sikap s’lalu tenang adanya iman.

Ya Alloh …
Jadikanlah hamba orang beriman,
Jadikanlah hamba penyayang,
Dengan kehendakMu-lah s’mua terwujud.

~:: Do’a Sang Pujangga ::~

Berilah ketenangan,
Saat hamba sendiri tanpa kekasih,
Hilangkanlah resah yang ada,
Dalam cinta nan bergelora di lubuk hati.

Inilah bait kata terangkai,
Do’a Sang Pujangga,
Untuk menggapai cinta di dalam hati,
S’lalu menghantui pikiran.

Kapankah cinta sejati temui hidup ?
Dimanakah ku harus mencari ?
Temukanlah …
Biar hidup ku penuh dengan cinta,
Tulus apa adanya tanpa keraguan.

~:: Pilih Aku atau Dirinya ? ::~

mencoba melepaskan,
Tanpa membelenggu asamu,
Membiarkan memilih,
Antara dua hati nan mencintai.

Yakinkan hatimu,
Pilih Aku atau Dirinya ?
Janganlah ragu di tutupi,
Biarlah ku mengalah demi kebebasan.

Terasa berat sekalipun,
Tak mengapa,
Asalkan kau jadi diri sendiri,
Memilih atas dasar kata hati.

S’moga kau tak salah memilih …

~:: Adakah Cinta Untuk Ku ? ::~

Kini ku terdiam sepi,
Saat harapan tak dapat ku nanti,
Ku sadari kekalahan t’lah hinggapi,
Kau t’lah khianati, janjimu sendiri …

Harusnya aku sadari,
Cintamu bukan untukku,
Harusnya aku mengerti,
Mencari pengganti dirimu …

Tak mampu bila harus hidup sendiri,
Apalagi bila selamanya,
Ingin ku rasakan indah sentosa,
Dalam lahir batin walau tak selamanya.

Akankah dating sebuah keajaiban ?
Hati merintih kian bertanya,
Jiwa rapuh sempat tak terkendali,
Kehilangan daya tanpa cinta.

Adakah Cinta Untuk Ku ?


~:: Jika Sudah Semestinya ::~

Jika sudah semestinya,
Aku terdiam dalam kehampaan,
Jika sudah semestinya,
Aku terluka karna sebuah cinta.

Tinggalkanlah aku sendiri, kasih …
Ingin merenungi sesuatu yang terjadi,
Biarkan aku sendiri nikmati,
Tak ingin terulang kembali.

Harapan tak bertepi,
Seakan tak berarti,
Sekedar angan belaka,
Bila ini berlalu,
Berganti menjadi cinta yang dinanti.

Sungguh sebuah anugerah terindah,
Tanpa harus disesali kesedihan yang t’lah dialami.

~:: Cinta Palsu ::~

Hati ini kian beku,
Seakan mati suri,
Menepis indah bayangmu,
Menerobos ruang kalbu.

Puing kisah menjadi debu,
Bagai arang karena palsu,
Sendiri terbelenggu menghujam diri,
Kian tak terkendali.

Salahkan diri sendiri,
Menghakimi orang tak bersalah,
Bermula dari cinta palsu,
Hati buta acuhkan nurani bicara.

Kau t’lah buat aku bergelimang dosa,
Terjerat dalam rayuan sentosa,
Nyatanya buaian nestapa,
Dalam lingkaran setan berwujud manusia.

~:: Tak Ada Lagi … ::~

Kau t’lah biarkan …
Rasa di hati pudar,
Kau t’lah biarkan …
Rasa bimbang merana.

Tak menduga ini yang terjadi,
Dalam hasrat cinta sedang bergelora,
Tak dapat dipungkiri,
Menyesakkan detak hati di dada.

Tak Ada Lagi …
Harapan dinanti dari dirimu,
Awalnya berjalan baik,
Kini ku harus pergi,
Mencari pengganti.

Maafkan Aku!

~:: Pengkhianatan Seorang Sahabat ::~

Kisah pahit harus ku alami,
Lama sudah ku jalani,
Berjalan tanpa henti,
Namun mengapa tiada arti.

Kau memang Sahabatku,
Tak pernah ku duga sebelumnya,
Engkaulah Pencuri Kekasihku,
Tanpa rasa sesal acuhkan nasibku.

Hati nurani mu t’lah gelap diselimuti nafsu,
Campakkan ucap ku,
Angkuh s’makin jadi-jadi,
Menepis segala harapku.

Aku masih mencintainya,
Bila kau bersedia mengembalikan dirinya,
Aku pun mau memaafkan salahmu,
Lihatlah rasa ini masih rindu padanya.

Pengkhianatan Seorang Sahabat,
Membawa derita untuk sahabat,
Berhentilah !
Coba, sadarilah !

~:: Jika Harus Berakhir ::~

Punah sudah harapan,
Bahagia merangkai mimpi dengan mu,
Tak ingin lagi dekati,
Aura hasrat dalam dirimu.

Enyahlah dengan waktu,
Sunyi kian nan memburu,
Bila cukup sampai disini,
Tak ada untuk merangkai kembali,
Bila masih saja tak di mengerti.

Jika Harus Berakhir,
Biarlah ku rela terjadi,
Terima dengan lapang hati,
S’moga ada hikmah nan tersimpan dibalik misteri.

Bila sungguh kita tercipta bersama lagi,
Masih ada cinta untuk mu,
Bila mudah di mengerti,
Cobalah, kau pahami!

~:: Hati Ku Terluka ::~

Sejenak lupakan kesedihan,
Saat hati terdampar oleh luka,
Sejenak waktu tenangkan rasa,
Beban hati nan menghujat diri.

Cinta tak dapat memaksa,
Akan ada secara alami,
Harus ku hadapi tegar,
Walau kini kau mendua lukai hati.

Benar sudah,
Hati Ku Terluka,
Oleh bujukan rayuan belaka,
Sakit memendam luka membara.

Kau sudahi cinta,
Sikap manis membungkus kepalsuan,
Baru sadarnya aku,
Bila ini sebuah cinta semu.

~:: Ketika ::~

Ketika semua keindahan sirna,
Ketika semua kenangan tinggalkan kita,
Ketika kita harus sadari,
Semua t’lah berakhir untuk kita.

Tiada harapan ‘tuk di nanti,
Kini t’lah usai,
Dan jalani semua,
Walau pedih menari.

Segalanya tercipta karna Alloh Maha Esa,
Tanpa menyadari kekurangan,
Tak akan mampu mengenal,
Pahamilah, dengan iman sejati.

Biarkan takdir berjalan seperti kehendak-Nya,
Bersabarlah sabar menahan ujian,
Siapkan mental dan iman,
Percayalah, Alloh Maha Kuasa atas takdir manusia.

~:: Kegundahan Hati Merana ::~

Saat hadirmu tak di sisi,
Saat suara itu halusnya,
Begitu sangat ku rindu,
Kian menumpuk rasa ingin bertemu.

Kegundahan Hati Merana,
Kian menjadi sejak tak ada kabar darimu,
Hapuskanlah keraguanku,
Dengan pengertian cintamu.

Detak perlahan tak sekencang dulu,
Kini mulai damai rasa di hati,
Saat kau mulai memahami,
Getaran resah bergejolak dalam darah nadi.

Kaulah Hati yang ku rindu,
Mimpi indah bersama ingin tercipta,
Hanya bersama dirimu,
Aku lebih berarti tanpa ku sadari.

~:: Apalah Artinya ? ::~

Apalah Artinya Hidup,
Bila tak pandai mengambil hikmah pelajaran dalam satu kisah!
Apalah Artinya Jiwa,
Jika tak peduli sesama, tak peduli jiwa sendiri.

Apalah Artinya Cinta,
Bila hanya 1 orang bahagia,
Bukankah cinta persatuan dua hati ?

Apalah Artinya Hati,
Bila rasa malu tak ada!
Bila tak pandai membedakan baik dan buruk!

Apalah Artinya Sahabat,
Jika hanya ada saat bahagia,
Dan menghilang saat duka,
Bukankah harus saling berbagi ?

Apalah Artinya Kenikmatan,
Bila hanya sementara,
Bila tak di syukuri,
Bukankah akan lebih nikmat bila di syukuri ?

~:: Tak Akan Sempurna ::~

Tak Akan Sempurna,
Bila cinta ingin dimiliki,
Tak Akan Sempurna,
Bila cinta tak saling memberi.

Untuk apa diberikan,
Bila tak dihargai,
Untuk apa disayangi,
Bila enggan menerima.

Paksaan hanya menjadi beban,
Biarlah tumbuh kesadaran mencinta,
Hingga akhirnya terwujudlah,
Rasa cinta nan tulus apa adanya.

Cintailah Cinta,
Dengan mendalami rasa,
Tanpa harus menyesali,
Sebuah cinta nan terhempas.

Biarlah s’mua itu terjadi,
Menjadi semua kisah bermakna.

~:: Cinta mengalir Bagai Air ::~

Darah dalam nadi berdetak gelombang,
Bagai ombak pasang surut,
Begitulah nada detak nadi,
Saat cinta menghampiri hati ini.

Cinta Mengalir Bagai Air,
Tiada henti walau di halangi,
Cinta … Sebuah rasa tercipta berbagi,
Dalam pedihnya hidup ini.

Cinta … Bagai kekuatan luar biasa,
Mampu hadapi sgala hambatan,
Bila menjadi kesatuan,
Berawal dari segala perbedaan.

Saling membutuhkan satu sama lain,
Saling mempercayai,
Saling mengalah demi bahagia,
Karna s’mua untuk cinta demi kita berdua, selamanya.

Hati Ini Untukmu ...

Tak bisa berdiam diri,
Meraih cinta yang kunanti,
Setapak demi setapak,
Kaki melangkah pasti.

Dikau buatku tergila-gila,
Ingin rasa mendekap hangat penuh pesona,
Dalam gelora bergejolak di hati,
S’lalu terbayangkan saat nanti bersamamu.

Aku menjagamu,
Bagai bayangan dibelakangmu,
Awasi sikapmu bila tak terkendali,
Mencintaimu jalan terbaik.

Hati Ini Untukmu ...
Merindu stiap nafas berhembus,
Takkan menyerah,
Hingga kau jatuh dalam pelukan,
Jadilah yang terbaik untukku.

Kaulah Pujaan Hati

Saat mata memandang tajam,
Arah sudut bola matamu,
Menyelami dua sisi hatimu,
Untuk ku pastikan cinta ini.

Detak nadi menelusuri jiwa,
Resapi keinginan hati,
Terjadi sesuatu getaran kencang,
Saat hati di dekat mu, ingin menuai mimpi.

Kaulah Pujaan Hati,
Mampu bangkitkan jiwa,
Mampu berikan setetes kasih,
Andai kau sadari betapa ku t'lah jatuh cinta ....

Berilah Aku Kekuatan, Oh Tuhan,
Biar diriku ini bisa jadi terbaik untuk Mu,
Berilah Aku Daya Tarik,
Biar Dirimu mencintaiku apa adanya.
Selamanya .. Selama hidupmu.

Masih Sendiri Ku Disini

Masih Sendiri Ku Disini,
Tak ada cinta,
Tanpa kekasih,
Bayangan indah hanya terlintas,
Gelap s'makin redup,
Kaki pun lemas melangkah,
Gelisah adanya,
Hela nafas tenangkan diri.

Mengapa Aku terdiam kaku?
Tak bisa bergerak apa adanya,
Lemah lunglai,
Oleh tebaran air mata.

Kasih ... Basuhlah air mataku,
Tanpa lelah ikhlas dari hati,
Kasih ... Bahagiakanlah Aku,
Tanpa kepalsuan setulus, seputih hati.

Aku Tak Sempurna

Lihatlah dalam-dalam,
Dimana hati ini berada ?
Bayangkanlah lalu resapi,
Dalam pikiran yang tersembunyi.

Tak dapat ku sanggahi tentang diriku sendiri,
Tak setampan,
Tak seputih,
Tak setinggi,
Tak sekaya,
Aku tetaplah Adam.

Entah aku berharga bagimu?
Adakah cinta beri bahagia untukku selamanya?
Aku Tak Sempurna,
Lemah tergoyahkan.

Debu berhamburan oleh hembusan angin,
Air pun mengalir deras dari mataku,
Bicaralah dengan hati,
Sanggupkah bahagiakan Aku?

S'lalu Akan Bersabar

Walau harus menunggu lama,
Tanpa kepastian masih semu,
S'lalu Akan Bersabar,
Mendekap sebatas bayangan melintas.

Butuhnya pengorbanan,
Butuhnya kesetiaan,
Terbungkus dalam ketulusan, jujur apa adanya,
Akan ku lakukan terbaik hanya demi kau.

S'lalu Akan Bersabar,
Melangkah memberi tulus cinta,
Hingga mimpi tak lagi dalam angan,
Berbuih kemesraan yang apa adanya.

Tulus Ku Cinta,
Bukan hanya buaian,
Pantaslah dirimu terpilih hati,
Mengajak hati ingin bersatu,
Mengapai cinta dari hatimu.

Kehilangan Daya

Langkah hidup penuh berliku,
Memilih antara hitam dan putih?
Sabarlah kunci,
Syukurlah sebentuk kekuatan iman.
Kehilangan Daya,
Saat jiwa tanpa kekasih yang mencinta,
Saat hati terjadi sepi menyendiri lagi,
Akankah hidupku berubah lebih berarti ?

Jalani Ku Sendiri,
Walau harus menangis dalam hati,
Menghabiskan kepedihan kehidupan,
Berlalu tanpa makna indah rasa.

Kau di Hati Ku

Jiwamu sungguh berbeda,
Anggun di mataku,
Apa adanya tanpa dibalut kepalsuan,
Akhirnya hati memilih 'tuk mencinta.

Hati t'lah mengalahkan jiwa,
Berpijak di atas samudera cinta,
Tanpa sesal ataukah gelisah,
Semua dilakukan atas demi cinta.

Kau di Hati Ku,
Dalam tempat terindah tersimpan,
S'lalu teringat b'tapa hangat,
Kesederhanaan segalanya bagiku ...

Jadilah yang terbaik,
Yakinlah pada dirimu sendiri,
Hati ku akan menanti,
Hingga batas hidupku ...


Bila Ini Kehendak Hati

Enggan,
Takut sebelah tangan,
Jiwa dalam keraguan,
S'lalu ingin menghindar, jauh dari khayalan.

Jiwa berlainan melawan hati,
Merengkuh tanda kasih,
Kini hati s'lalu tegar hadapi.
Jiwa pun kini mengikuti.

Bila Ini Kehendak Hati,
Biarlah jiwa meraih bersama hati,
Menciptakan satu kekuatan,
Hingga akhirnya nanti,
kau jatuh dalam pelukan hangat.

Awalnya tiada ku mengerti,
Jiwa dalam kebimbangan,
Bertanya-tanya pada hati,
Inilah cinta yang harus diraih


Jangan Katakan Cinta

Jangan Katakan Cinta,
Bila nanti menduakan Aku,
Jangan Katakan Sayang,
Bila hanya beri kepalsuan.

Ingatlah rasa ini untuk kau pahami,
Rasakanlah kepedihan di dalam hati,
Janganlah buat aku mengemis atas cintamu,
Takkan kubiarkan terjadi.

Cobalah Untuk Setia,
Beri kedamaian dalam semanis coklat,
S'lalu akan berkesan,
Walau kian berlalu menjumpai hingga akhir nanti.

Buatlah kesejukan di hati kita,
Saling memberi ketulusan demi apa adanya,
Biar cinta nanti,
Temui yang dicari s'lama ini.

Bila Ada Engkau

Saat jiwa kaku, tak bisa bicara,
Suasana sepi menyelimuti,
Hati tetap mencari arti,
Ajak jiwa 'tuk mencinta.

Kau mampu berikan setitik cahaya,
Saat jiwa dalam redup, pudar,
Kaupun tiada percaya,
Pantaslah hati memilih untuk disisi.

Bila Ada Engkau,
Segalanya menjadi indah,
Entah karna apa, aku pun tak tau!
Apa ini Cinta ?

Bila Ada Engkau,
Jiwa ini tak terkulai,
Berbeda rasa,
Aku 'kan ada hingga kau ada.

Biarkan Cinta Berhembus

Dahaga di jiwa,
Dahaga dalam hati,
Menanti satu cinta,
Suci tanpa noda kepasrahan.

Biarkan Cinta Berhembus,
Apa adanya mengalir,
Biarlah hati sebagai petunjuk jalan,
Menuai mimpi indah tergenggam.

Kasih ...,
Engkau t'lah buat ku merana,
Kasih ...,
Engkau t'lah buat ku gelisah.

Biarkan Hati Memilih,
Tetap disini,
Mencintaimu tanpa harus kau sadari,
Tulus tanpa beban kejiwaan.

Kau Yang Mempesona

Hati Tak Karuan,
Salah Tingkah,
Detak semakin kencang,
Dalam penantian.

Aku terhipnotis dalam duniamu,
Merasuki hatimu secara diam-diam,
Kau Yang Mempesona,
Izinkanlah Aku memberi kasih putih.

Betapa Aku mendambakanmu,
Dekaplah Hatiku,
Beri aku senyuman ketulusan,
Dari dasar cinta tersimpan di hatimu.

Kau Yang Mempesona,
Ingin Aku bersamamu.

Umbuk Picisan

Tak di dasari kau t'lah memecah,
Berbagai muslihat kau ciptakan,
Umbuk Picisan,
Tawarkan sesuatu yang menggelabui,
begitu menyakitkan.

Ku tersesat di dalam semu cintamu,
Bagai Patung berdiri,
Hanya khayalan tak berlanjut nyata,
Tak sadar ku usai ditipu.

Ulah egomu tak mengerti,
Hancurkan segenap harapan,
Musnah, usai kini kian berlalu,
Tak dapat ku hindari,
Menjadi abu kesedihan.

Tetap Ku Harus Jalani

Biarkanlah sedih ini ku nikmati,
Walau perih mengisi sunyi,
Tetap Ku Harus Jalani,
Bertahan hidup menggapai mimpi.

Mengeluh pun tiada arti,
Waktu kian pergi,
Sunyi, sendiri tak bisa diam diri,
Aku tetap mencari arti dalam hidup ini.

Kegelapan nan menggelabui,
Begitu mempesona di mata,
Kepedihan nan menyesakkan,
Membuat diri serba salah,
Manakah yang harus ku pilih ?


Dunia Hidup Sementara

Menawan menyuramkan,
Sekali tenggelam semakin terkelabui,
Sadari atau tanpa disadari,
Sekejap mata nikmat tersebut berganti,
Bagai hempasan angin tak menentu.

Hanya Dunia Hidup Sementara,
Walau kita bersembunyi,
Berlari dari semua hal nyata,
Tetap berjalan silih berganti waktu.

Waktu tak bisa diputar ke masa lalu,
Dunia sebuah perjalanan panjang,
Bahagia atau sengsara t'lah menanti kita,
Atas apa perbuatan yang t'lah terlakukan.

Ada kehidupan setelah ketiadaan Dunia,
Akhirat itulah Kehidupan Abadi,
Tak akan musnah oleh waktu,
Penentuan antara Bahagia atau Sengsara untuk selamanya.

Islam Agamaku

Sebening tatanan kehidupan,
T'lah diciptakan
sudah dalam kitab suci Al-Qur'an,
Sebijak sikap mulia
untuk hadapi tantangan,
Dalam ucapan atau perbuatan keteladanan tercantum
dalam Hadits Nabi.

Islam Agamaku,
Atas salam memberi keselamatan,
Atas do'a dan harapan tersimpan ujian kesabaran,
Antara Syukur ataukah Kufur ?

Allohlah Tuhan Islam,
Dia tak berwujud dalam benda,
Hanya hati sajalahlah yang mengetahui,
Keberadaan Alloh dimana.

Entah ada di langit di atas langit,
Entahlah,
Percayalah bahwa Alloh s'lalu dekat dengan HambaNya,
Dalam setiap do'a, dalam setiap sujud beribadah,
Alloh ada dimana-mana tanpa kita ketahui.

Hujan Kesedihan

Butiran tetesan air deras,
Basahi hati yang sepi menyendiri,
Pahit memilukan bergelombang di hati,
Menggores hati hingga terluka menahan perih.

Hujan Kesedihan,
Menimpa segala harapan di nanti,
Menyimpan getaran kehampaan,
Tangisan pun bagai kilat menyambar.

Suasana s'makin mencekam,
Namun tetap terdiam merenungi,
Kehangatan dalam kedinginan,
Walau di nikmati oleh sendiri tanpa yang lain,
Hujan Kesedihan tetap mengalir begitu deras

Kau Yang Bermuka Dua

Jejak harapan masih berpijak,
Menanti kerinduan yang dipendam,
Lepas kasih sayang
pada waktu yang tepat,
Bertepi cinta di hatimu ...

Tak menduga,
Ku lihat kau bersama yang lain,
b'tapa mesra,
Kau berikan aku semu
dengan kebohongan,
Pecahlah harapan semua ini
atas sikap mu menjemukan.

Tak bisa ku tahan lagi,
Emosi kini kian memuncak,
Aku harap kau tak kembali,
Aku jera dilukai oleh peluka hati ...

Sadarlah !
B'tapa sedihnya yang kurasakan,
Sadarlah !
Jika luka ada di hatimu ...

Kau Yang Bermuka Dua,
Terlihat manis di hadapan,
Busuk menusuk di belakang,
Tanpa sepengetahuanku

Sujud Ku Bersimpuh

Dalam hati sesak menampung dosa,
Ucapan kata terhempas kendali,
Perbuatan pun b'gitu terlakukan tanpa disadari,
Penyesalan berbuah penyadaran terhadap diri.

Sujud Ku Bersimpuh,
Memohon ampunanMu,
Hamba menyesal atas dosa,
Ampunilah ... Hamba tak kuasa hadapi siksa pedihMu.

Berilah petunjuk,
Pertolongan dan perlindunganMu,
Dari setiap cobaan yang 'kan ku hadapi,
Saat menuju jalan kebenaranMu,
Ya Alloh ... Ya Robbi ...

Bila Harus Memilih

Serba salah memilih antara dua pilihan,
Ku harus bagaimana ?
Pilih ini atau itu ?
Keduanya ku sayangi tak mau ku sakiti.

Bila Harus Memilih,
Diantara kau dan dia !
Memilih yang terbaik,
Agar ku tak menyesal nanti.

Entah yang mana tulus mencintaiku,
Mampu bersabar dalam penderitaan,
Aku 'kan pilih Satu, diantara kalian,
Temani hidupku untuk selamanya.

Demi Islam Tercinta

Pikiran 'kan kutuangkan dalam tulisan,
Perasaan hati 'kan kusulap menjadi rangkaian bait puisi,
Memberi satu makna berharga,
Agar bisa memahami ...

Demi Islam Tercinta,
Kan kukorbankan tenaga, waktu, pikiran, dan jiwa ini,
Ku layak mati membela Islam,
Walau harus disiksa bertubi-tubi,
Di hati ku tak ada rasa takut,
Hanya Allohlah yang kutakutkan.

Sungguh Aku Mendambakan,
Janji Alloh Pasti Terjadi,
Walau di mata kita mustahil terjadi,
B'tapa kuasanya Alloh tanpa bandingan.

Sahabat Sejati

Hidup dalam dunia fana tak bisa sendiri-sendiri,
Jalinlah Persahabatan,
Bermula dari kepompong hingga menjadi kupu-kupu,
Kian menampakkan diri di atas bumi.

Sahabat Sejati,
Tetap setia menemani saat dalam kedukaan,
Menghibur kesedihan,
Lebih peka dalam perasaan.

Kau t'lah ajarkan hidup,
Bahagia pun bisa kurasa dari dasar hati,
Hati ini tak merasa sepi, hidup s'makin berarti,
Ada yang mengerti keinginan hati.

Tiada lain,
Kaulah Sahabat Sejati.
Bisakah kau seperti yang kupinta ?

Sahabat Terburuk

Janji kian janji menumpuk,
Tak berwujud dalam nyata,
Hanya sebatas buaian muslihat lidah bicara,
Lebih tajam dari duri.

Tanpa ku sadari,
Tertipu b'tapa polos,
Sesali salah ku memilih sahabat,
Hidup ku dipermainkan.

Kau tawarkan kenikmatan sesaat,
Membelenggu hingga tersesat,
Saat Aku dalam kesedihan,
Kau tinggalkan, b'tapa acuh ...

Sahabat Terburuk,
Mengambil kebahagiaan,
Merampas harta secara halus,
Lebih kejam dari setan merah.

Jadilah Sahabat Ku Terbaik

Sahabat,
Berlalunya waktu mengharapkan kau masih disini,
Sahabat,
Dengan ada dirimu, aku bisa berbagi tangisan, berbagi senyuman.

Lepas dari keresahan,
Emosi bisa tertahan,
Ajarkanlah aku pahami kehidupan,
Tunjukkanlah aku dalam mencari jati diri.

Jadilah Sahabat Ku Terbaik,
Maafkanlah bila aku salah,
Maafkanlah bila aku membebanimu,
Aku tak bisa hadapi kesedihan sendiri.

Tak Seharusnya Miliki

Bagai merpati bebas terbang tanpa terikat,
Hidup dalam kekangan membuat kau tersiksa,
Coba berontak tetap tak kuasa melepas,
Kini pun hidupmu kian tak berarti tanpa senyuman.

Tak Seharusnya Miliki,
Jiwa insan memiliki hak kebebasan,
Janganlah memaksa agar mencintaimu,
Biarkanlah memilih, bebas seperti keinginan hati.

Cobalah pahami rasa di hati,
Jangan biarkan cinta menjadi hampa walau t'lah bersama,
Berusahalah semampunya,
Mengertilah dalam maksud hati seorang yang kau puja.


Selingkuh Menyakitkan Hati

Cinta Sejati s'lalu dinanti,
Tanpa batas waktu,
Tetap bertahan kian mencari,
Menuai satu impian hati.

Resapilah,
Di sudut kesunyiaan hati,
Dambakan belas kasih berbagi rasa sayang,
Ciptakan keindahan berkesan di setiap hati.

Selingkuh Menyakitkan Hati,
Membuat harapan musnah,
Kekecewaan hingga menumpuk,
Menahan siksaan atas nama cinta.

B'tapa sakitnya,
Bila harus berulang kali dirasakan lagi,
Setiap hati akan menjauh pergi tak bisa berpaling,
Harus tetap mencari cinta sejati.
Walau harus disakiti tanpa dimengerti.

Masih Dalam Mimpi

Harapan kita tertunda,
Masih berdayuh perlahan demi perlahan,
Di atas godaan berbagai hambatan,
Harus mampu diatasi jangan dihindari.

Masih Dalam Mimpi,
Harapan Bayangan Indah Satu Cinta,
Berjuang nafas atas mengapai mimpi,
Walau penuh liku-liku misteri.

Jangan biarkan mundur,
Menyerah dari peperangan,
Hanya sebatas godaan,
Agar tak mudah memeluk kehangatan.

Cinta Sejati akan kekal bila tak pernah lelah,
tak berhenti tetap berikan yang terbaik ...

Jiwa Yang Kosong

Jiwa terbelenggu oleh asa,
Seakan raga kehilangan daya,
Menempuh hidup demi berjalan menuju impian,
Tak kenal lelah,
Berusaha hingga tergapai.

Jiwa Kosong Ini,
Ingin dipenuhi oleh segala rasa,
Diselimuti oleh rasa peduli,
Dirasuki oleh kasih sayang,
Dibahagiakan oleh Sang Pujaan Hati.

Jika ini bukan mimpi,
Oh .. Sungguh amat indah,
Untuk hidup dalam jiwa hatiku ini,
Berharap s'moga bisa terjadi.

Saat Jiwa Kosong,
Khayalan s’lalu menetap dalam benak seseorang,
Ingin menggapai impian hasrat,
Bagai harapan yang ingin di miliki.

Masih Mencintaimu

Dari sejak kita menyatukan hati untuk cinta,
Hingga kini aku masih mencintaimu,
Bertahan kesetiaan pada dirimu seorang,
Ku sadari pelabuhan hati, tulus, ada pada hatimu.

Jika kau masih tak percaya kesungguhan hati,
Belah saja dadaku untuk lihat isi hati ini,
Namun ingatlah pasti aku akan mati,
Hingga kau tak bisa miliki aku,
Mungkin s'lamanya.

Aku masih menjaga kesetiaan ini,
Hingga menjadi sebuah keluarga,
Ada rasa pada dirimu,
Jangan ragukan aku,
Karna aku ingin kau bahagia.

Cinta Pertama

Kisah asmara,
Terasa indah untuk kita jalani,
Hiasi hari-hari dengan canda tawa, bersama,
Semua terasa mimpi bagi kita.

Oh indahnya,
Perasaan hati ini dipenuhi cinta,
Olehmu, dari hatimu.

Oh pedihnya,
Perasaan hati ini dipenuhi luka kepalsuan asa,
Olehmu, dari hatimu.

Cinta Pertama,
Tak mudah dilupakan bila pergi,
Tak mudah tergantikan oleh makhluk indah lain,
Namun masih bisa terlupa.

Dengan kekasih baru,
Bila dirinya pahami, bisa mengobati luka perih hati,
Bisa memberi cinta tulus yang membuat nyaman.
Pastilah akan ada kesetiaan untuknya.

Rindu Terpendam

Sendiri lalui hari,
Jalani waktu t’rasa sunyi yang menghampiri,
Termangu menahan sepi,
Tak ingin ku sendiri lagi,
Hampa tanpamu disisi.

Gundah merasuki hati,
Bimbang harus lakukan apa,
Tiada ku mengerti.

Bila saja Kau mengerti,
Ku tak akan seperti ini,
Ikhaskan dirimu 'tuk temani mimpi,
Terangi langkah hidupku,
Itulah yang ku nanti,
Rindu Terpendam dari Dasar Hati.

Saat Aku

Kesendirian ini sungguh tak nyaman bagi hati,
Bimbang rasanya,
Bingung harus apa,
Masih terdiam dalam sendiri.

Namun berharap kini dengan adanya dirimu,
Saat Aku Merasa Sepi,
Hadirlah hiasi kekosongan hati.
Saat Aku Gelisah Tak Menentu,
Kabarilah tentang keadaanmu.
Saat Aku Merasa Jenuh,
Hiburlah dengan canda tawamu, dihiasi senyuman.
Saat Aku Emosi,
Redakanlah dengan kehalusan sikapmu, ketegaran jiwamu.

Karna semua hal itu,
Ingin aku rasakan,
Menjadi lebih indah,
Dengan perputaran waktu yang berlalu,
Bersama dirimu, tak ingin jauh darimu,
Sungguh Aku Sayang Kamu.

Sisi Halus Dari Hatiku

Sunyi hati ini,
Tak kurasa lagi saat dirimu hadir,
Tepikan harapan yang t'lah bisu,
Karena bekas luka di hati.

Sungguh kau t'lah menyentuh,
Sisi halus dari hatiku,
Aku senang kau mengerti,
Kuputuskan untuk memilih dirimu,
Menjadi tempat bersandar,
S'gala keresahan hidupku.

Kaulah Purnama Hati,
K’tika kau tawarkan rasa cintamu padaku,
Terdiam termangu,
Mungkin ini tak sekedar mimpi,
Kusadari ini nyata bisa terjadi,
Untuk diri ini yang t'lah lama stia sendiri menanti, mencari cinta sejati.

Bersabar Memahamimu

Apa yang kulakukan ini,
Karna sebagai tanda cinta,
Pernahkah kau sadari,
Berharganya kehadiranku,
Berharganya cinta yang kumiliki,
Bagi dirimu?

Bersabar Memahamimu,
Hingga membuatmu mengerti,
Cinta yang kuberikan,
Begitu tulus walau sederhana.

Ingin qta s'lalu bersama menempuh jalan hidup,
Kian panjang dalam berlalu,
Ingin qta tetap bersatu,
Seakan rintangan mudah untuk dilewati.

Engkaukah Selama Ini Yang Kucari

Hampa diri, temani sepi, saat diresapi,
Cinta menumpuk rasa,
Mengharap seorang kekasih,
Menempati ruang kosong di hati,
memberi butiran mengalir ke dalam sanubari.

Engkaukah Selama Ini Yang Kucari?
Dalam mimpi selalu datang menghibur,
Memberi senyuman manis,
Menyapa dalam hangatnya suasana,
rasa sepi pun seakan sirna dari hati.

Engkaukah Selama Ini Yang Kucari?
Begitu aku merindukan,
Jejak - jejak cinta saling memberi, saling menerima,
Harapan ini begitu besar.

Kesetiaan yang kujalani,
Ketulusan yang kuberi,
Ku lakukan hanya untuk dirimu,
Untuk membuatmu bahagia, disampingku.

Sungguh Aku Sayang

Tataplah mataku tak mampu berdusta,
Kau pun kan tau rahasia hati yang tersembunyi,
Lihatlah sikap ketulusan, dari cinta dalam diriku,
Kau pun kau tau Sungguh Aku Sayang Kamu.

Resapilah,
Sesuatu rasa yang terpendam di hatiku,
Renungilah,
Sesuatu mimpi yang mengharap dirimu,
hadir di sisi.
Ingin bahagia ku miliki,
Jalani berdua suka maupun duka,
Tetaplah damaikan hatiku,
Bagai Seorang Bidadari di dalam sanubari.

Ibunda Tercinta

Aku terpendam dalam dinding rahim,
Bersemayam menyatukan sel hingga berbentuk,
Aku lahir dalam kandunganmu,
Engkau menahan sakit perih, berjuang antara hidup dan mati.

Betapa besar cita-cita Engkau,
Mengharap aku menghiasi hidupmu,
Oh ... Ibunda Tercinta,
Terima kasih t'lah memberi harapan hidup padaku.

Engkau tak kenal lelah,
Demi kasih sayang,
Engkau berkorban jiwa, raga, hati pun juga,
Demi kebahagiaan.

Oh ... Ibunda Tercinta,
Maafkan bila aku belum seperti harapanmu ...
Di lain waktu,
Harapan yang tertunda, ingin aku balas budi.
Terima kasih t'lah memberi harapan hidup padaku.


Bila Tanpa Cinta

Hidup senja berkilau air mata,
Jejak langkah tak bertepi,
Melukis kesepian hati,
Beku syahdu dalam telapak hidup.

Hidup sendiri, tak mudah dilalui,
Godaan, ujian silih berganti,
Cinta bisa menemani, beri kekuatan pada yang jalani.

Bila Tanpa Cinta,
Benar-benar hampa rasa,
Gelap terhipnotis diri,
Dalam suasana sepi, sendiri di hati.

Gelisah ini tak bisa kutepis,
Bimbang merana mencari arti,
Seakan-akan tak berarti,
Hidup ini yang di jalani.

Cinta ... Datanglah untukku,
Menemani jenuhnya jalani sepi,
Hapuskan air mataku,
Dengan tulusnya cintamu.


Bersatulah Umat Islam

Jaga hati,
Jaga pikiran,
Tetapkan iman untuk bertahan,
Perjuangan masih panjang.

Bersatulah Umat Islam,
Demi tegaknya keadilan,
Perbedaan bukanlah aib hina,
Perbedaan, sebuah inspirasi berharga.

Kacau balau jika tak ada persatuan,
Seakan dijajah mudah,
Hindari angkuh agung,
Hanya akan memecah belah kekuatan.

Mimpi

Di dalam pikiran setiap insan,
Mimpi bersemayam dengan penuh harapan,
Meluapkan perasaan dari hati yang terdalam,
Menciptakan sesuatu yang berkesan.

Mimpi,
Ada karna terpikirkan, berwujud dalam nyata.
Mimpi,
Ada karna ilusi, tak berwujud dalam nyata.

Mengejar cita-cita bagai mimpi yang ingin di raih,
S'lalu berjuang tanpa plin-plan,
Tetap mantapkan hati,
Agar mimpi yang diidamkan terwujud dalam hidup nyata.

Mimpi,
Tak harus sejauh khayalan,
Tetaplah dalam hidup realitis,
Hidup bukanlah mimpi namun kenyataan yang harus di hadapi.

Tetap Percaya

Berserakan kata terhembus,
Dari dasar hati,
Memupuk kesal menyatu,
Ku biarkan semua berlalu ...

Tetap Percaya,
Pada Engkau yang ku sayangi,
Hadirmu kini saat menyemu bagai bayangan,
Ku titipkan rasa ini di hatimu.

Saat di hati ku bergejolak tentang dirimu,
Entah ku m’rasa begitu sunyi,
Sedih, tangisan pun tertahan di dalam hati,
Bingung, pilu, menyatu menjadi satu rasa.

Namun disini,
Aku masih Tetap Percaya,
Menanti saat-saat kau kembali,
Menghiasi kehidupan ku.

Bertahan Demi Mu

Disini, tak bisa kuhindari rasa sunyi mengusik,
Membelenggu jiwa, sukma alunan suara hati,
Saat mendengar suaraMu,
Di hatiku t'lah bahagia melepas rindu.

Bertahan Demi Mu,
Bersabar lalui waktu tanpa kau temani,
Ku resapi kesendirian ini,
Coba memahami arti hadirmu.

Angin kencang berhembus,
Meniup kegelisahan,
Menghangatkan kerinduan,
Menyampaikan salam keindahan.
Semoga sampai kepada dirimu, duhai Sayang.

Bisakah kau rasakan,
Kerinduan hati mendalam,
S’lalu meninginkan hadirmu untukku,
Sejukkan gelisah merona di setiap penjuru kalbu.

Resapilah Ucap Pinta Ku ...

Jiwa disini menemani,
Kegelapan walau menyelimuti aku,
Tak terguncang tetapkan hati,
Keyakinan t'lah hadir di hatiku,
Saat percikan cinta dari mu tetap mengalir.

Resapilah Ucap Pinta Ku ...
Bila kau dustai,
Bila kau khianati,
Bisa jadi Aku rapuh bagai debu berhamburan, air mata pasti berlinang deras.

Jagalah kesetiaan,
Jagalah ketulusan kasih sayang,
Jagalah harapan yang tertumpu pada dirimu seorang.
Resapilah Ucap Pinta Ku ...

Menunggu Keajaiban Datang

Jiwa tak akan lemah,
Bila kau masih ada,
Walau jarang kutemui hadirmu,
Bersabar melewati kisah ini,
Di lain hari pasti ada saat-saat indah bersamamu lagi.

Menunggu Keajaiban Datang,
Tetap usahakan semampuku,
Wujudkan mimpi indah kita berdua,
Dalam melintasi rintangan untuk bertepi.

Tak akan berhenti berusaha,
Walau hadangan membatu,
Tak mau aku menyerah.

Maafkanlah Bila Aku Salah

Tak bisa ku bohongi,
Rasa ini bergejolak,
Resah dan Kesal,
Melewati hari demi hari tanpa kau, walau ini sementara.

Riuh mempesona,
Melenyapkan rasa tak menentu,
Masih tetap menenangkan,
Agar tak terjadi salah paham.

Maafkanlah Bila Aku Salah,
Menduga tak baik,
Terhipnotis oleh rasa kesal,
Tertawamulah yang menyakini aku
untuk harus bertahan.

Jangan Buat Aku Kecewa

Hati ini merintih,
Menahan air mata,
Basah sudah harapan,
Seakan menyemu namun hatiku masih bertahan.

Sejuta harapan tertumpu,
Pada Engkau yang ku sayangi,
Berharap kau sadari,
Sikap mu tertutup, bisu, tanpa beri kabar.

Rindukah Kau pada Ku ?
Di dalam hati ku,
Ragu dan Sayang bercampur,
Apa yang sebenarnya disana,
Aku pun tak tahu.

Jangan buat aku kecewa,
Jalani ini tak menentu,
Hati ku t'lah terpaut di cinta mu,
Setia pun ku berikan hanya untukmu.
Cukupkah bagimu ?

Bimbang

Bimbang merana jiwaku,
Pikiran diselumuti lelah,
Hati tetap saja tinggal menanti mu.
Bimbang, ku harus lakukan apa?

Sedih, hampa, ku nikmati,
Walau hadirnya mengusik,
Aku terhipnotis oleh butiran cinta,
Entah aku bodoh, entahlah, aku pun tak tau.

Sikap mu membingungkan,
Seakan berbeda,
Bimbang, harus yang mana ku percayai ?
Oh Tuhan ... Berilah petunjukmu sebagai jawaban atas bimbang rasa ini.

Resah Ku

Gundah dendang asmara,
Menghela nafas kian tertahan,
Entah apa yang membuat ku resah,
Saat kau tak ada di sampingku.

Resah ku,
Rasa sayang masih ada berdetak bagai detukan drum,
Bila kau sadari,
Menyelami dasar hati ku.

Temukanlah bahagia,
Dari kesetiaanku,
Aku akan tetap mencintaimu, menyayangimu,
Selama kau masih sayang ...
Selama kau masih percaya ...

Cinta Atas Kasihan

Senang di hati,
Walau tak sepenuhnya,
Masih simpan keraguan,
Menjadi kekasihmu.

Terima kasih,
Atas terima kau diriku,
Diberikan waktu 'tuk bahagiakanmu,
Sebuah penghargaan bagiku.

Cinta Atas Kasihan.
Tak akan lama bertahan,
Mudah goyah oleh terpa ombak pasang,
Harus kita sadari !

Maafkan Ku Harus Pergi ...

Dengarlah Duhai Sayang,
Ketulusan kau balas dengan berdusta,
Agar aku tetap mencinta.

Kecewa dalam nyata,
Buihkan rasa kesal,
Lelah bersabar,
Kian lama ku bertahan semakin terluka.

Maafkan Ku Harus Pergi,
Tak sanggup menahan,
Andai saja kau mengerti,
Keinginan hati yang tersimpan.

Selamat Tinggal Kekasih,
Cukup sampai disini,
Perjalanan kisah kita,
Andai saja jujur, tulus apa adanya.

Maafkan Ku Harus Pergi ....

Salahkah ?

Biarkan ku tenggelam,
Menyelami isi yang tersimpan di hatimu.
Sesuaikan diri dengan jiwamu,
Biar kau yakin ada aku di sisi.

Salahkah ?
Bila mencintaimu,
Bila pedulikan hasratmu,
Walau tercipta dari kesederhanaan ...

Ku biarkan s'mua berjalan,
Dengan kehendak sang waktu,
Menuntut jiwa,
Tetap mencari cinta di hatimu.

Harap Ku, Kau mengerti,
Sesuatu yang ku beri tulus karena cinta.
Maafkanlah bila itu kesalahan ...

Bila Bukan Kesalahan

Mencintaimu,
Bila Bukan Kesalahan,
Akan ku lakukan terbaik,
Walau harus bersabar memahamimu …

Tetap mengejar,
Mencari cinta dari dirimu,
Hingga Engkau jatuh dalam pelukan,
Hangat dalam kesedihan.

Jika Engkau yang terbaik,
Untuk ku miliki,
Walau ku tak sempurna untukmu,
Akan tetap disini mengejar.

Semoga langkah ku tak salah memilihmu!

Tenggelamlah !

Berilah Aku waktu,
Yakinkan hatimu mencinta,
Tetap aku mengejar,
Sabar menanti kepastian.

Tenggelamlah !
Dalam alunan suara detak hati,
Pahamilah,
Segalanya tentang Aku.

Waktu pun akan tiba,
Kepastian yang ditunggu,
Masih disini bersabar,
Tetap yakin atas cintaku ...
S'moga tak sia-sia.

Walau Harus Ku Sendiri

Detak getaran cinta pun berhenti,
Saat ini yang harus terjadi,
Mata memendam pilu emosi,
Dibuatnya tak mengerti.

Berkali-kali patah arang didustai,
Lain lagi lelah dekati,
Sudut manakah yang harus kunanti ?
Cinta kian ku hampiri.

Pasrah ... Lelah ...
Cinta tak bisa kuharapkan,
Mengejar bahkan hanya membawa luka,
Jiwa tak berdaya dalam keheningan.

Walau Harus Ku Sendiri, Jalani,
Menelan perih harapan,
Berhamburan air mata tersisa,
Di dalam sebening hati.

Menangis Darah

Perih di lalui,
Tangisan Terluka,
Menahan pilu hingga tak berbekas,
Di lubuk hati.

Menangis Darah,
Menetes tak seperti biasa,
Terkulai lemas,
Dahaga pun masih menyesakkan.

Kehilangan mata tak dapat ku hindari,
Hanya mata batin petunjuk jalan,
Walau badai kian berlanjut,
Sedih tak tertahankan begitu menyakitkan.

Haruskah Aku Berhenti Mengejar ?

Kesepian menjerat diri,
Dalam ruang yang tak berbatas,
Luapkan satu hasrat,
Keindahan untuk bersama.

Haruskah Aku Berhenti Mengejar ?
Keraguan merasuki asa,
Bayangan indah masih menetap dalam benak,
Tak berwujud dalam kedamaian.

Ku harus bagaimana?
Tetap mengejar ataukah berhenti ?
Ragu, hati ini melangkah,
Tak ingin ada rasa sesal di ujung waktu.

Berilah Aku Jalan !

Kapankah Aku Bahagia ?

Jenuh ... Gelisah tak tertepis,
Sunyi ... Bila harus sendiri,
Tanpa cinta,
Jiwa pun keras, tiada peduli.

Kapankah Aku Bahagia?
Diatas penderitaan ku menangis renungi,
Dimanakah Cinta yang s'lama ini kucari?
Dibalik kesepian kudambakan kedamaian bersamamu, selamanya.

Asa s'makin menumpuk di dalam sanubari,
Menampung segala hasrat,
Getaran kecemasan,
Membelenggu diri.

Kapankah Aku Bahagia?
Oh Tuhan ...,
Berat demi berat,
Ku hadapi walau tak berani menatap.

Relakan Sajalah !

Di dalam hati masih mencinta,
Walau terusik keraguan,
Saat kenyataan berbeda,
Tak bisa ku harapkan.

Jiwa terdiam dalam kepastian,
Tiada mengerti,
Hal ini yang harus terjadi,
Membawa bekas luka.

Relakan Sajalah !
Bila ini yang terbaik,
Walau tak seperti diharapkan,
Terima walau dengan berat hati.

Luka Hati

Derai air mata membasahi,
Sesak di nafas saat menghela,
Tiada kata tak percaya,
Semua terjadi, terbakar lebur sebuah harapan.

Hati pun menangis,
Menjadi puing-puing tersakiti,
Seakan gelap,
Menguasai diri tak berdaya,
Hanya diam merenungi.

Luka Hati telah hinggapi cinta dalam hati,
Begitu perih menahan derita, dari air mata,
Sisakan kenangan penuh sedih, sepi,
Harus ku lupa walau tak semudah ku kira.

Tak tahan,
Berulangkali hati teriris,
Oleh kekasih yang tak mengerti,
Biarlah ku lepas dirimu ...
Biarlah aku sendiri, dulu ...

Gadis Syetan

Inilah kisah pernah ku alami,
Kau pergi meninggalkan,
Luka membekas di hati,
Menyayat harapan,
Bagai dicabik-cabik oleh samurai,
Perlahan terjatuh, berhamburan oleh angin.

Kau bagai titisan Gadis Syetan,
Masuk mengusik ke dalam kehidupanku,
Tancapkan duri dalam cinta di hati,
Aku bagai dalam dunia kelam kabut.

Tak berperasaan,
Kau permainkan cinta ini,
Begis bagai Gadis Syetan,
Tak punya rasa sesal.

Dimanakah perasaanmu waktu itu?
Di dekat dirimu, aku bagai patung kerdil.
Masih hidupkah perasaan di hatimu?
Hatimu sekan berkarat,
Pantaslah aku kini terluka di cintamu.

Jangan biarkan aku terluka lagi,
Usah kau kembali,
Tumpahlah air dari mata membasahi,
Sebagai tanda hati yang telah terlukai, terkhianati.

Entah Aku Pun Tak Mengerti

Disini, seakan ragu menanti,
Jemput rasa yang t'lah memuncak,
Bertahan hingga berbulan-bulan,
Tak bisa ku hindari, malah engkau ada di pikiran.

Entah Aku Pun Tak Mengerti,
Haruskah aku bertahan ?
Tetap disini mencintaimu?
Masih adakah aku di hatimu ?

Hembusan nafas seakan tertahan,
Coba menerima hal ini,
Begitu berat, membingungkan sekali,
Tetaplah menyayangiku,
Jika engkau menginginkan kehadiran cinta ku dalam kehidupanmu.
Sungguh aku tak tega meninggalkanmu,
Oh, Ayank Putrie.



Muhammad Adam Hussein Adamssein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar