28 Juli 2010

SAYAP-SAYAP PATAH

Namun, sekarangkah saatnya kehidupan akan memisahkan kita agar engkau bisa memperoleh keagungan seorang lelaki dan aku kewajiban seorang perempuan?
Untuk inikah maka lembah menelan nyanyian burung bul-bul ke dalam relung-relungnya, dan angin memporakporandakan daun-daun mahkota bunga mawar, dan kaki-kaki menginjak-injak piala anggur?
Sia-siakah segala malam yang kita lalui bersama dalam cahaya rembulan di bawah pohon melati, tempat dua jiwa kita menyatu?
Apakah kita terbang dengan gagah perkasa menuju bintang-bintang hingga lelap sayap-sayap kita, lalu sekarang kita turun ke dalam jurang?
Atau tidurkah cinta ketika ia mendatangi kita, lalu, ketika ia terbangun, menjadi marah dan memutuskan untuk menghukum kita?
Ataukah jiwa-jiwa kita mengubah angin malam yang sepoi menjadi angin ribut yang mengoyak-ngoyak kita menjadi berkeping-keping dan meniup kita bagai debu ke dasar lembah? Kita tak melanggar perintah apa pun; kita pun tak mencicipi buah terlarang; lalu apa yang memaksa kita meninggalkan sorga ini?
Kita tidak pernah berkomplot atau menggerakkan pemberontakan, lalu mengapa sekarang terjun ke neraka?
Tidak, tidak, saat-saat yang menyatukan kita lebih agung daripada abad-abad yang berlalu, dan cahaya yang menerang jiwa-jiwa kita lebih perkasa daripada kegelapan; dan jika sang prahara memisahkan kita di lautan yang buas ini, sang bayu akan menyatukan kita di pantai yang tenang, dan jika hidup ini membantai kita, maut akan menyatukan kita lagi.
Hati nurani seorang wanita tak berubah oleh waktu dan musim; bahkan jika mati abadi, hati itu takkan hilang murca. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah jadi medan pertempuran; seudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi karena musim semi dan musim gugur datang pada waktunya dan memulai pekerjaannya...


=Karya Kahlil Gibran=

24 Juli 2010

KEHILANGAN

Tersenyumlah saat kau mengingatku
Karena saat itu aku sangat merindukanmu
Dan menangislah saat kau merindukanku
Karena saat itu aku tak berada di sampingmu
Tetapi pejamkanlah mata indahmu itu
Karena saat itu aku akan terasa ada di dekatmu
Karena aku telah berada di hatimu untuk selamanya
Tak ada yang tersisa lagi untukku
Selain kenangan - kenangan indah bersamamu
Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta
Mata indah yang dahulu mlikku
Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku
Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu
Hati, cinta, dan rinduku adalah milikmu
Cintamu takkan pernah membebaskanku
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain
Saat sayap - sayapku telah patah karenamu
Cintamu akan tetap tinggal bersamaku
Hingga akhir hayatku dan setelah kematian
Hingga tangan Tuhan akan menyatukan kita lagi
Betapapun hati telah terpikat kepada sosok terang dalam kegelapan
Yang tengah menghidupkan sinar redupku
Namun tak dapat menyinari dan menghangatkanku yang sesungguhnya
Aku tidak pernah bisa menemukan cinta yang lain selain cintamu
Karena mereka tak tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwaku
Kau takkan pernah terganti bagai pecahan logam
Mengekalkan kesunyian, kesendirian, dan kesedihanku, kini aku telah kehilangan....

Lirycs lagu kehilangan

* hilang semua janji
semua mimpi-mimpi indah
hancur hati ini melihat semua ini
lenyap telah lenyap
kebahagiaan di hati
ku hanya bisa menangisi semua ini
hancur hati ini melihat kau telah pergi
** langit menjadi gelap berkelabu
menyelimuti hatiku
mengubah seluruh hidupku
mengapa semua jadi begini
perpisahan yang terjadi
di antara kita berdua
ku akan menanti sebuah keajaiban
yang membuat kita bisa bersama kembali
repeat *, **

10 Juli 2010

PUISI TENTANG KESEPIAN

"BERLARI"
Aku berlari
Membawa muram hati
Pada puisi
Sembilu yang rancu
Terus gamang
mengiris sunyi
Dan kami sibuk
Dan kami sibuk
Menampung air mata
Puisi Sunyi: Wahyu Akbar,
Kelas XII IPA, MAN 1 Selatpanjang

"PETANG YANG HILANG"
di sekian hitungan jemari
raut-raut padam menebang
kisah yang berdiri di kala semi
petang yang hilang
semakin lama tinggal bayangan
dilukiskan kembali oleh awan
diwarnakan kembali oleh petang
petang yang hilang
maninggalkan kenangan yang satu
mencairkan hati yang beku
dalam putaran waktu
di batas musim
semakin lenyap
lembaran-lembaran kebersamaan
dalam keheningan yang nyata
petang pun ingin bercerita
tentang surat hati yang tak tersampaikan
tentang rindu yang tak terutarakan dan semua
tentangnya
Puisi Rindu: Rulya Salsabela,
Riau

"DENTING KEGELAPAN"
butiran salju perlahan menipis
lukisan jiwa berubah warna
hembusan angin bersiur merdu
gugusan kala mengukir makna
banyak jejak ditampakkan
ditinggalkan
jauh jalan yang terbentang
kini tak terbuang tak berarti
mulai tipis tersapu debu
bisikan hangat memeluk hidup
waktu kini mengukir
mulailah disapu alam
kegelapan menjadi nada
di persimpangan
di saat kepastian
denting-denting datang
menjelang
rasa jiwa menjadi makam
Puisi Sepi, tentang kesepian
Karya: Sri Maya Cahyati
Bengkalis

"RONTA KESEPIAN"
tak ada yang tau rupa hati ini
yang sepi melenggang sendiri
berkawan angan dan mimpi-mimpi
bernyanyi bisu merintih sepi
hidup dalam temaram dunia yang kelam
kesepian menjadi samudra di dalam jiwa
dan selama ini topenglah yang berkaca pada dunia
syarat pelengkap kemunafikan segala
Karya: agustina , Bengkalis

"NYANYIAN SEPI"
Ya Robbi, Ya Ilahi
Haruskah aku bermain dengan perasaan ini
Rasa yang sulit kumengerti
Kenapa aku harus memiliki rasa
Hingga aku menjadi tersiksa
Mengapa kau berikan aku mata
hingga aku ingin selalu melihatnya
kenapa kau beriku ucap
namun sulit tukku ungkap
Menuju ruang kosong tak tentu arah
meniti haluan yang tak pasti
semua terhenti
tatkala hati berdenyut seperti nadi
Ya Tuhan
jangan kau biarkan rasa ini
merajai syarafku
hingga aku durhaka pada-Mu
aku takut kau murka
hinggaku tak lagi memiliki rasa
hanya nyanyian sunyi yang kupunya
Karya:Sumiati, Pekanbaru

"ROMAN TERAKHIR"
mengulang waktu mencari kisah
berhenti dalam setiap ruang
menggali kenangan memutar memori
mencari salah berupa resah
berharap luka terhapus noda
tapi luka itu begitu dalam
hingga waktu takkan mungkin berulang
sudahlah akhiri saja reinkarnasi kisahmu
karena waktu memang pasti takkan pernah berulang
dan berakhir sudah kisah ini
takkan kau temui lagi walau berupa prasasti
Karya: Adi Sutiono BM
Pengelola Tabloid Aklamasi
UIR

"SEPIKU DAN SEPIMU"
Malam ini aku kembali terdiam sendiri di sini
Termakan kembali oleh sunyinya malam ini
Dan akupun kembali hanya sendiri dan sendiri
Tak ada kawan di sini kecuali sepi yang menemani
Malam ini sepi kembali melanda dan menyerangku
Mengusik dan mengganggu ketenangan hati dan bathin
Terus mengusik dan mengusik ketenangan
Mengingat kembali pada semua kenangan
Dan mendatangkan rasa kesepian
Dan aku.......
Termakan oleh sepi yang kau hadirkan
Tenggelam dalam keegoisan
Terdiam dalam kegelapan
Dan kesepian......
Aku di sini semakin terpuruk dan terpuruk
Dalam kesepian ini
Dalam kesendirian ini
Dalam keadaan yang sepi ini
Dalam sepiku dan sepimu.
Karya: Anggi Helvinorica

05 Juli 2010

TENTANG KERINDUANKU

Demi malam ketika rasa sepi memagut resah bintang pada bulan
Biarkan lelaki ini terus memanggil manggil di kejauhan langit
Menatap kosong penuh peluh dengan hembus nafas tersesak
Dan menggigil dingin tersapu angin bersahutan dalam rinai hujan
Baru beberapa saat rasanya senja berarak tak kian berpamitan
Fajar tak juga membawa embun pada belaian pagi
Dan baru saja kemaren dekapan terasa hangat
Menyentuh pucuk - pucuk asmara
Merengkuhku dalam genggaman cintamu
Semakin hari pun sendu mengikis waktu di perasingan langkah
Merantai tangan dengan duri keindahan mawar yang tak terjamah
Lalu memenjarakan jiwa dalam gelora kerinduan yang bersenandung
Aku lelah mencumbui kerinduan ini, sayank...
Seringnya aku lewatkan lelap mengurai benang harap
Agar engkau lekas kembali saat aku terjaga
Namun....
Aku hanya punya bekal mimpi semalam darimu
Untuk aku slalu simpan di perjalanan siang hingga petangku
Dalam penantianmu, sayank...
Ingin aku gulir waktu
Agar segera aku mengusap wajahmu; membelaimu
Membiarkanmu bersandar di dadaku
Mengurai resah dan gelisah oleh kusamnya waktu
Berbagi kasih dan cinta yang membelah jiwa kita
Merasai desah nafas dan detak jantungmu
Lalu aku bisikan perlahan di telingamu
Keindahan teratai yang tumbuh di tengah danau jiwa kita
Juga bahagia hari esok yang ingin kita lewati
Tentang cita-cita dan impian
Tentang besarnya cintaku untukmu
Ah kekasih, betapa aku tak bisa jauh darimu...



Puisi ini aku peruntukkan untuk seorang kekasih yang amat aku rindukan
semoga puisi ini mapu membuat ia cepat pulang

01 Juli 2010

PUISI (kumpulan)

"PUISI PENANTIAN"
Manusia tempatnya salah...
Tapi haruskah ku menyalahkanmu ?
atau menyalahkan hatiku sendiri
Yang tetap bertahan meski engkau pergi
Disini sepi... sayangku...
Tapi aku tak menangisi kepergianmu
Hatiku sunyi... sungguh sunyi...
Tanpa manis kata manjamu
Aku takkan menyalahkan siapa-siapa
Menunggumu ku takkan merasa sia-sia
Jika perpisahan itu adalah kejujuran hatimu
Biarkan puisi ini menjadi puisi penantianku

"RINDU"
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini.... Aku masih ada...
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati...
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s'lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

"CINTA TAK PASTI"
mungkin aku terlalu bodoh
untuk mengerti
mungkin aku tak sengaja jg mnykiti
andai aku tau isi hatimu
andai kesempatan itu datang lagi padaku
sekarang mustahil bagiku
bahkan menyentuh bayangmu, aku tak mampu
sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
aku tau cinta ini sudah tak laku
tapi biarkan cinta ini aku miliki
biarkan cinta ni menjadi bebanku
aku tak peduli
meski menghambat jalanku
aku tau mencintaimu adalah tak pasti

"TIGA KATA SATU ARTI"
Tak Pernah Terungkap
Sebuah Misteri Dari Dirimu..
Kenyatan Begitu Jauh Dari Apa Yang Sebenarnya
Tak Begitu Jelas Dalam Pikiranmu
Apa Yang Ada Dalam Hatimu
Dari Sikap Smuanya Jelas
Dari Perbuatanmu Apalagi
Tapi Kenapa Semuanya Begitu Tak Nyata Dihatimu
Pengorbanan Yang Ku Berikan
Tak Begitu Melekat Dihatimu
Semua hancur Sudah
Bersama Hilangnya Sebuah
Harapan Menggapai Mimpi..

RATAPAN DALAM DUKA
Tak akan lagi aku sanggup
Mengepak saya mengitari bumi
Menyibak kabut di pagi
Sungguh aku tak akan sanggup
Walau hanya memandang dunia
Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dirangka sayapku yang patah
Melawan badai tadi siang
Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dihati yang tersayat oleh rasa
Melawan benci diruang cinta
Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dijantung yang tertusuk duri
Hingga aku tiada tersadar lagi
Bahwa aku telah mati

By:anggrek biru